Terdapat dua pendekatan
berbeda dalam memandang komunikasi organisasi. Pendekatan pertama, yang bisa
dibilang merupakan pandangan konvensional, menganggap bahwa komunikasi
organisasi adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, seperti mengirim
email, menulis memo, rapat, dan sebagainya. Pendekatan ini memberikan gambaran
bahwa organisasi sepeti sebuah container
dan komunikasi merupakan air yang mengalir di dalamnya. Menurut gambaran
tersebut berarti komunikasi yang terjalin terbentuk karena adanya organisasi,
dan organisasi serta komunikasi merupakan dua bagian yang terpisah. Komunikasi terbentuk
atas bentuk dasar dari organisasi itu sendiri.
Namun bila kita
melangkah lebih dalam lagi, pendekatan lain melihat organisasi sebagai
komunikasi. Komunikasi yang terjalin bukan aktivitas pengiriman pesan semata.
Lebih dalam lagi, bahwa karena adanya sekelompok orang yang saling
berkomunikasi maka terbentuklah organisasi. Pendekatan ini melihat komunikasi
sebagai proses mendasar yang membentuk realitas sosial, maka inti dari
organisasi adalah komunikatif (interaksi, keputusan, pesan, interpretasi,
simbol, persetujuan, hubungan, dll). Terdapat benda fisik atau material lain
yang juga ikut membangun organisasi, seperti bangunan kantor, komputer, meja,
dan kursi. Namun bukan benda-benda tersebut yang menjadi akar dari organisasi
sebagai komunikasi. Semua material datang bersamaan dan memiliki arti sebagai
sebuah organisasi hanya melalui komunikasi, sehingga muncullah kesimpulan bahwa
organisasi adalah komunikasi.
Pendekatan pertama
adalah pendekatan yang paling banyak digunakan dalam masyarakat. Lalu untuk apa
ada pendekatan alternatif? Pendekatan kedua digunakan kerena pendekatan pertama
tidak mampu menjadi dasar untuk diterapkan bagi setiap organisasi. Bila kita
hanya melihat komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi, maka sama halnya seperti teori yang mengatakan “bumi itu datar”.
Kita mengalami sendiri dan menyadari bahwa karena mampu berdiri tugap, artinya
bumi itu datar. Namun kenyataannya saat manusia melihat dari ketinggian
(satelit, pesawat) teori tersebut dipatahkan, dan muncullah teori bahwa bumi
itu bulat. Sama halnya dengan pendekatan kedua yang mengatakan organisasi
sebagai komunikasi, yang memberi alternatif berpikir lebih jauh dan dalam
melihat komunikasi organisasi.
Pendekatan yang
mengatakan organisasi sebagai komunikasi membantu kita untuk mengimplikasi
proses komunikasi demi kepentingan-kepentingan organisasi. Contohnya,
mengeksplor cara-cara berkomunikasi dapat membantu menyelesaikan konflik, atau
bagaimana leadership seseorang dalam
organisasi dapat memberi dampak bagi orang lain menjadi pribadi yang inisiatif.
Maka dengan komunikasi organisasi, kita mampu membuat organisasi menjadi
produktif dan responsof karena adanya keberanian berinovasi dan kolaborasi.
Komentar
Posting Komentar