KOMUNIKASI ORGANISASI? (hasil ringkasan dari Matt Koschman "What is Oraganizational Communication")


Terdapat dua pendekatan berbeda dalam memandang komunikasi organisasi. Pendekatan pertama, yang bisa dibilang merupakan pandangan konvensional, menganggap bahwa komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, seperti mengirim email, menulis memo, rapat, dan sebagainya. Pendekatan ini memberikan gambaran bahwa organisasi sepeti sebuah container dan komunikasi merupakan air yang mengalir di dalamnya. Menurut gambaran tersebut berarti komunikasi yang terjalin terbentuk karena adanya organisasi, dan organisasi serta komunikasi merupakan dua bagian yang terpisah. Komunikasi terbentuk atas bentuk dasar dari organisasi itu sendiri.

Namun bila kita melangkah lebih dalam lagi, pendekatan lain melihat organisasi sebagai komunikasi. Komunikasi yang terjalin bukan aktivitas pengiriman pesan semata. Lebih dalam lagi, bahwa karena adanya sekelompok orang yang saling berkomunikasi maka terbentuklah organisasi. Pendekatan ini melihat komunikasi sebagai proses mendasar yang membentuk realitas sosial, maka inti dari organisasi adalah komunikatif (interaksi, keputusan, pesan, interpretasi, simbol, persetujuan, hubungan, dll). Terdapat benda fisik atau material lain yang juga ikut membangun organisasi, seperti bangunan kantor, komputer, meja, dan kursi. Namun bukan benda-benda tersebut yang menjadi akar dari organisasi sebagai komunikasi. Semua material datang bersamaan dan memiliki arti sebagai sebuah organisasi hanya melalui komunikasi, sehingga muncullah kesimpulan bahwa organisasi adalah komunikasi.

Pendekatan pertama adalah pendekatan yang paling banyak digunakan dalam masyarakat. Lalu untuk apa ada pendekatan alternatif? Pendekatan kedua digunakan kerena pendekatan pertama tidak mampu menjadi dasar untuk diterapkan bagi setiap organisasi. Bila kita hanya melihat komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, maka sama halnya seperti teori yang mengatakan “bumi itu datar”. Kita mengalami sendiri dan menyadari bahwa karena mampu berdiri tugap, artinya bumi itu datar. Namun kenyataannya saat manusia melihat dari ketinggian (satelit, pesawat) teori tersebut dipatahkan, dan muncullah teori bahwa bumi itu bulat. Sama halnya dengan pendekatan kedua yang mengatakan organisasi sebagai komunikasi, yang memberi alternatif berpikir lebih jauh dan dalam melihat komunikasi organisasi.

Pendekatan yang mengatakan organisasi sebagai komunikasi membantu kita untuk mengimplikasi proses komunikasi demi kepentingan-kepentingan organisasi. Contohnya, mengeksplor cara-cara berkomunikasi dapat membantu menyelesaikan konflik, atau bagaimana leadership seseorang dalam organisasi dapat memberi dampak bagi orang lain menjadi pribadi yang inisiatif. Maka dengan komunikasi organisasi, kita mampu membuat organisasi menjadi produktif dan responsof karena adanya keberanian berinovasi dan kolaborasi.

Komentar