ANALISIS PIDATO SOEKARNO 1 JUNI 1945 DALAM SIDANG BPUPKI

Pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, Soekarno berkesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai lima dasar yang akan menjadi dasar terbentuknya Indonesia Merdeka.

Berikut adalah hasil analisisnya :


1.      Baris yang terpenting dari pidato:

"Maka oleh karena itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah mengingat bahwa ini dan itu lebih dulu harus selesai dengan njlimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka. Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama: merdeka. Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar kebangsaan. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan pada Tuan-tuan, yang boleh saya namakan “internasionalisme”. Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Saya di dalam 3 hari ini belum mendengar prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Prinsip yang kelima hendaknya: menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa."


2.      Esensi dari sepuluh baris pidato di atas :

Pada dasarnya, inti dari seluruh pidato yang dipaparkan oleh Soekarno adalah bahwa beliau ingin menyampaikan lima hal yang menurutnya merupakan dasar kemerdekaan Indonesia. Sebagai pembukaan, Bung Karno ingin membakar semangat dan niat masyarakat untuk menyatakan merdeka. Bung Karno berpendapat, bahwa tidak perlu mengurusi ini dan itu hingga njlimet baru bisa menyatakan kemerdekaan. Cukup dengan apa yang dikatakan hukum internasional: asal ada buminya, rakyatnya, ada pemerintahannya, kemudian diakui oleh satu negara yang lain, inilah yang sudah bernama merdeka.

Dasar pertama yang diungkapkan Bung Karno adalah kebangsaan. Kebangsaan yang dimaksud bukan dalam arti sempit, melainkan menghendaki nationale staat, atau kesatuan nasional. Kebangsaan ini bisa dicapai bila seluruh rakyat di seluruh wilayah Indonesia secara geopolitik mau dan telah menjadi satu kesatuan. Jangan sampai kebangsaan ini menuntun rakyat Indonesia ke arah yang lebih runcing seperti chauvanisme.

Dasar kedua yang diusulkan adalah internasionalisme. Internasionalisme tidak akan tumbuh subur tapa berakar dalam buminya, yaitu nasionalisme. Begitu pun nasionalisme tidak akan bertumbuh tanpa internasionalisme. Internasionalisme yang dimaksud bukan berarti menjadi pengikut negara-negara luar, melainkan menjalin hubungan baik dan kemanusiaan antar negara.

Dasar yang ketiga yang diungkapkan oleh Soekarno adalah mufakat. Mufakat adalah membicarakan segala hal yang diperlukan dengan cara perwakilan dan permusyawaratan. Dengan cara mufakat, segalanya bisa diperbaiki, termasuk juga keselamatan agama. Dengan cara mufakat pula, segala persoalan bisa diselesaikan dengan baik-baik. Maka bila ada hal-hal yang dikira belum sesuai, bisa diselesaikan dengan cara mufakat tersebut.

Dasar keempat yaitu kesejahteraan. Prinsip dari kesejahteraan yang dimaksud adalah tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Rakyat dapat hidup sejahtera: terpenuhi kebutuhan sandang pangannya.

Dasar terakhir, yaitu kelima, adalah ketuhanan. Oleh prinsip ini, hendaknya menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme-agama”. Cara mengamalkannya adalah dengan menjalankan agama, apa pun itu, dengan caa berkeadaban, yaitu dengan saling hormat-menghormati. Dalam pengakuan asas yang kelima ini, segenap agama yang ada di Indonesia bisa mendapat tempat sebaik-baiknya. Di dalam Indonesia Merdeka, perjuangan dalam rangka menyehatkan rakyat harus berjalan terus, hanya akan berbeda perjuangan dan coraknya dengan sekarang ini.


3.      Relevansi dengan masa sekarang

Masa sekarang ini adalah masa yang disebut oleh Bung Karno sebagai masa untuk menyehatkan rakyat. Perjuangan untuk menyehatkan rakyat tersebut diminta oleh Soekarno untuk terus dijalankan dan mencerminkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan tersebut dapat dilakukan dan diteruskan sesuai dengan mengikuti perkembangan zaman.

Bila ditanya apakah pidato yang disampaikan Soekarno tersebut relevan dengan zaman sekarang atau tidak, jawabannya tentu relevan. Mengapa? Masa saat Soekarno menyampaikan pidato tersebut adalah masa saat bangsa Indonesia belum menyatakan kemerdekaannya. Bung Karno ingin menaikkan semangat seluruh rakyat untuk tidak takut menyatakan kemerdekaan saat itu juga. Merdeka bangi Bung Karno adalah jembatan emas yang akan mengantarkan rakyat menuju sisi lain. Di sisi lain itulah saat di mana bangsa perlu untuk menyehatkan rakyatnya. Jadi, tidak perlu menunggu suatu bangsa memiliki harta yang banyak terlebih dahulu atau seluruh rakyat bisa membaca dan menulis terlebih dahulu baru bisa menyatakan kemerdekaan.

Sekarang Indonesia telah menyatakan kemerdekaan sejak tahun 1945. Itu artinya jembatan emas telah dilewati oleh Indonesia menuju sisi lain untuk menyehatkan rakyatnya. Upaya menyehatkan rakyat tersebut bisa dilihat hasilnya setelah 70 tahun Indonesia menyatakan merdeka. Sudah 70 tahun pula Indonesia telah menyebrangi jembatan yang dimaksudkan oleh Bung Karno dalam pidatonya. Lalu bagamana hasilnya? Dari seluruh dasar kemerdekaan yang disampaikan oleh Soekarno, kita bisa melihat dan menilai sendiri dasar-dasar mana saja yang sudah dijalankan atau bahkan belum dijalankan oleh bangsa Indonesia.

Menurut saya, ada satu dasar, dari yang telah diungkapkan Bung Karno, yang belum nampak pada bangsa Indonesia setelah 70 menyatakan kemerdekaan. Dasar tersebut adalah dasar ketiga, kesejahteraan. Dasar tersebut memiliki prinsip: tidak ada kemiskinan di dalan Indonesia. Soekarno ingin dengan dasar ini seluruh rakyat bisa terjamin kesejahteraan hidupnya dengan cukup makan dan cukup pakaian. Namun sangat jelas terlihat bahwa masih sangat banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jangankan pakaian, untuk makan sehari-hari saja belum tentu tercukupi. Padahal di sisi lain, ada rakyat Indonesia yang memiliki harta berlebih dan justru memilih untuk menghamburkannya. Kesejahteraan yang ada di Indonesia pada zaman sekarang sungguh tidak merata.

Para petinggi negara telah melihatkan upayanya untuk menyehatkan rakyat Indonesia. Upaya itu berusaha direalisasikan dengan cara pembayaran pajak. Pajak-pajak tersebut masuk ke dalam kas negara untuk selanjutnya dilakukan pembangunan-pembangunan yang diharapkan bisa meratakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Negara telah melakukan banyak sekali pembangunan, namun apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera seluruhnya? Belum. Masih begitu banyak rakyat yang belum terjamin kesejahteraannya. Masih begitu banyak rakyat yang belum merasakan buah-buah dari pembangunan tersebut.

Masih banyak rakyat Indonesia yang belum tercukupi kesejahteraannya berarti mengindikasikan ada kesalahan dalam upaya yang dilakukan negara. Kesalahan tersebut ialah uang-uang rakyat yang dikumpulkan untuk pembangunan, justru digunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab demi memperkaya diri sendiri. Banyak diantara pejabat tinggi dan “wakil rakyat” yang justru menggunakan uang rakyat tersebut. Korupsi telah menjamur di dalam bangsa Indonesia. Rasa egois dan  nafsu duniawi merajai banyak pribadi yang justru mengaku diri sebagai wakil rakyat. Para wakil rakyat itu terlihat menodai upaya yang awalnya memiliki tujuan baik. Apa yang dilakukan oleh wakil rakyat yang melakukan korupsi jelas bahawa tidak mengamalkan dasar ketiga, yaitu kesejahteraan. Korupsi telah membuat orang yang melakukan korupsi semakin egois dan individualis, sedangkan rakyat yang miskin semakin menderita.

Sacara tidak langsung korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat ini selain tidak mengamalkan dasar ketiga, juga tidak mengamalkan dasar keempat yaitu mufakat. Mufakat adalah membicarakan atau memusyawarahkan segala sesuatunya hingga mencapai kata sepakat dengan cara perwakilan. Orang-orang yang telah terpilih menjadi perwakilan bagi seluruh rakyat, justru melakukan korupsi yang merugikan banyak pihak. jelas terlihat bahwa wakil rakyat ini tidak menjalankan tugasnya untuk mengamalkan dasar yang keempat.

Pada dasarnya negara telah memiliki niat baik untuk menyehatkan rakyat, milai dari pemungutan pajak untuk pembangunan negara hingga pembentukan badan wakil rakyat sebagai perwakilan suara rakyat. Namun oknum-oknum jahatlah yang membuat niat baik tersebut tidak dapat terealisasikan. Maka dari itu seluruh rakyat Indonesia harus bekerja sama untuk menyehatkan bangsa sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno, bahwa kemerdekaan ini adalah untuk semua. Semua untuk semua, bukan hanya untuk satu.


4.      Kesimpulan

Pidato yang disampaikan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rangka rapat BPUPKI sebenarnya hanya ingin menyampaikan pendapatnya mengenai dasar-dasar kemerdekaan Indonesia. Namun Soekarno ingin terlebih dahulu memunculkan rasa percaya diri bangsa untuk menyatakan kemerdekaan. Merdeka adalah jembatan emas yang akan mengantar bangsa Indonesia ke sisi lain, dan di sanalah Indonesia bertugas untuk menyehatkan rakyatnya. Beliau menyampaikan 5 hal yang menjadi dasar, yaitu kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan. Secara gamblang telah diungkapkan penjelasan mengenai 5 dasar tersebut dalam pidatonya. Pada zaman sekarang, pemimpin negara sudah memiliki niat baik untuk mengamalkan dasar-dasar tersebut. Namun upaya merealisasikan niat baik tersebut terhalang oleh nafsu duniawi pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Contohnya saja korupsi, yang membuat rakyat semakin menderita dan jauh dari kata kesejahteraan.


(Silakan jika teman-teman ingin memakai artikel ini sebagai bahan referensi. Namun saya mohon untuk tidak hanya meng-copy-paste saja. Ikuti kaidah pengutipan yang berlaku supaya tidak menjadi plagiat. Palgiarisme itu suatu bentuk pelanggaran lho! Dan.. jangan lupa sertakan sumbernya juga ya, karena ini hasil pemikiran saya sendiri. Terima kasih :) )

Komentar

Posting Komentar