GOJEK VS OJEK PANGKALAN


Kemunculan GoJek (ojek online) sangat dirasa bermanfaat bagi pengguna ojek. Penumpang tidak perlu lagi bersusah payah berjalan ke pangkalan ojek. Hanya dengan menggunakan aplikasi dari smartphone, ojek pesanan akan tiba di depan pintu rumah. Namun keuntungan dan kemudahan ini tidak dirasakan oleh pengemudi ojek pangkalan. Mata pencaharian sebagai tukang ojek pangkalan semakin lama semakin berkurang karena kemunculan ojek berbasis online, salah satunya GoJek. Karena merasa tersaingi, banyak terjadi konflik antara ojek pangkalan dan pengemudi GoJek. Mulai dari pengemudi GoJek yang diteriaki saat mengangkut penumpang, diancam, hingga mendapatkan tindak kekerasan.

Sebenarnya banyak cara yang dapat ditempuh untuk menghindari dan mengatasi konflik yang terjadi antara pihak ojek pangkalan dan GoJek. Salah satunya yaitu bergabungnya ojek pangkalan dengan GoJek. Selain bisa meningkatkan penghasilan, GoJek juga menyediakan santunan kecelakaan dan jaminan asuransi kesehatan. Cara yang lain adalah dengan mengedepankan dialog kedua pihak. Dengan melakukan dialog, akan dihasilkan kesepakatan serta aturan-aturan yang mampu menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini bisa menghindari konflik karena aturan sudah disepakati kedua pihak. Hingga saat ini pihak Gojek juga sudah menyiapkan beberapa cara untuk menghadapi masalah. Di lansir dari artikel Liputan6.com pada 8 Juli 2015, Client Officer GoJek Maulana Pandu memberi tahu cara-cara yang ditempuh oleh pihak GoJek. Pertama, GoJek telah membentuk tim khusus yang akan melakukan sosialisasi kepada ojek-ojek pangkalan. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi ojek pangkalan keuntungan bergabung dengan GoJek. Selanjutnya GoJek telah melakukan penyuluhan kepada para pengemudi agar menghindari keributan. Selain itu juga telah tersedia nomor darurat untuk menghubungi Tim Gojek yang akan turun langsung ke lapangan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada sejumlah pengemudi ojek pangkalan dan anggota dari GoJek, kami telah mendapatkan beberapa informasi. Menurut para pengemudi ojek pangkalan, kehadiran GoJek sangat merugikan. Penumpang yang mengunakan jasa ojek pangkalan menurun 25% hingga 50%. Penurunan jumlah penumpang otomatis berdampak pada penurunan penghasilan. Penghasilan yang didapat menurun drastis hingga 70%. Selanjutnya, pengemudi ojek pangkalan juga tidak tertarik bergabung dengan Gojek. Salah satu kendalanya adalah masalah solidaritas. Rata-rata pengemudi ojek pangkalan sudah menetap dalam kurun waktu yang lama. Mereka merasa sudah nyaman dengan suasana dan anggota ojek pangkalan yang lain. Selain itu, pengemudi ojek pangkalan pun tidak mengetahui sistem pembagian hasil dari perusahaan. Mereka meragukan sumber pendanaan GoJek, sehingga memilih untuk menetap sebagai ojek pangkalan.

Lain halnya dengan pengemudi GoJek.  Menurut pengemudi GoJek yang telah diwawancarai, bergabung dengan GoJek merupakan sebuah keuntungan besar. Keuntungan pertama mengenai jam kerja. Jam kerja sebagai pengemudi GoJek dapat ditentukan sendiri, sesuai dengan keinginan dan waktu luang yang dimiliki. Karena dapat ditentukan sendiri, pengemudi GoJek berasal dari banyak kalangan. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga. Pendapatan sebagai pengemudi GoJek juga menguntungkan. Jika pengemudi rajin menerima orderan, pengemudi bisa mendapatkan sepuluh penumpang dalam sehari. Bila satu penumpang dikenai biaya minimal 15 ribu rupiah, maka dalam sehari bisa mendapat penghasilan sebesar 150 ribu rupiah. Namun, penghasilan tersebut masih harus dibagi kepada perusahaan sebesar 20% untuk biaya operasional. Keuntungan lainnya adalah smartphone yang digunakan sudah disediakan oleh pihak GoJek. Untuk mengganti smartphone yang digunakan, penghasilan pengemudi GoJek dipotong lima puluh ribu setiap minggu. Namun, karena penerimaan pesanan melalui internet, kendala yang muncul adalah soal sinyal dari smartphone. Terkadang sinyal yang buruk memperlambat proses penerimaan pesanan.

Bila dilihat dari data yang didapat, menjadi pengemudi GoJek lebih menguntungkan dibanding pengemudi ojek pangkalan. Selain karena penghasilannya yang lebih menjanjikan, jam kerja juga dapat diatur sendiri sehingga masih bisa melakukan pekerjaan yang lain. Menjadi pengemudi GoJek juga membuat masyarakat lebih “melek” teknologi, sebab mau tidak mau pengemudi maupun penumpang harus mengerti cara menggunakan aplikasi berbasis internet. Meski begitu, kita tidak bisa memaksa para pengemudi ojek pangkalan untuk beralih profesi atau pun bergabung dengan ojek berbasis online seperti GoJek. Setiap orang memilki hak masing-masing untuk memilih apa pun yang menurut mereka lebih baik dan benar.

Komentar